Kamis, 30 April 2015
Selasa, 21 April 2015
Senin, 20 April 2015
Minggu, 12 April 2015
Fatimah az zahra
Fatimah az Zahrah, si cantik yang sangat mirip dengan ayahnya,
baik roman muka maupun dalam kebiasaan yang shalih. Fatimah az Zahrah merupakan
anak keempat Nabi Muhammad Saw atas
pernikahan beliau dengan Siti Khadijah. Fatimah mempunyai pembawaan yang tenang
dan perangai yang melankolis. Badannya yang lemah, dan kesehatannya yang buruk
menyebabkan ia terpisah dari kumpulan dan permainan anak-anak. Ajaran,
bimbingan, dan aspirasi ayahnya yang agung membawanya menjadi wanita berbudi
tinggi, ramah-tamah, simpatik, dan tahu mana yang benar.
Suatu hari di Madinah ketika Nabi Muhammad berada di masjid
sedang dikelilingi sahabat, tiba-tiba anaknya tercinta Fatimah az Zahra yang
pada saat itu telah menikah dengan Ali datang kepada Nabi. Dia meminta dengan
sangat kepada ayahnya untuk dapat meminjam seorang pelayan yang dapat
membantunya dalam melaksanakan tugas pekerjaan rumah. Dengan tubuhnya yang
kecil dan kesehatannya yang buruk, dia tidak dapat melaksanakan tugas
menggiling jagung dan mengambil air dari sumur yang jauh letaknya, disamping
juga harus merawat anak-anaknya.
Nabi tampak terharu mendengar permohonan si anak, beliau menjadi
gugup dengan menekan perasaan, beliau
berkata, “ Anakku tersayang, aku tak dapat meluangkan seorang pun diantara
mereka yang terlibat dalam pengabdian ~Ashab
al-Suffa~ , sudah semestinya kau dapat menanggung segala hal yang berat
didunia ini, agar kau mendapat pahalanya di akhirat nanti”. Fatimah
mengundurkan diri dengan rasa yang amat puas karena jawaban Nabi, dan dia tidak
pernah lagi mencari pelayan selama hidupnya.
Pasangan suami istri Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az Zahra
memang sangat terkenal dermawan dan shalih. Fatimah dianugerahi 5 orang anak yang terdiri dari 3
putra dan 2 putri. Mereka tidak pernah membiarkan pengemis melangkah pintunya
tanpa memberikan apa saja yang mereka miliki, meskipun mereka sendiri masih
lapar. Suatu ketika Salman sahabat Nabi membawa orang yang baru masuk Islam
untuk mengunjungi beberapa rumah, tetapi tidak seorang pun yang dapat
memberinya makan, karena waktu itu bukan waktu orang makan. Akhirnya Salman
pergi ke rumah Fatimah. Salman memberitahu maksud kunjungannya. Dengan air mata
berlinang, putri Nabi mengatakan bahwa dirumahnya tidak ada makanan sejak 3
hari yang lalu, namun putri Nabi tersebut enggan menolak seorang tamu, kemudian
Fatimah berkata, “ Saya tidak dapat menolak seorang tamu yang lapar tanpa
memberinya makan sampai kenyang”. Fatimah lalu memberi kain kerudung kepada
Salman, dengan permintaan agar Salman membawanya ke Shamoon, seorang Yahudi
untuk ditukar dengan gandum. Akhirnya Salman kembali ke rumah Fatimah dengan
membawa gandum ditangannya. Fatimah menggiling gandum itu sendiri dan
membakarnya menjadi roti. Salman menyarankan agar Fatimah menyisihkan beberapa
buah roti untuk anak-anaknya yang kelaparan, tapi Fatimah menjawab bahwa
dirinya tidak berhak untuk berbuat demikian, karena ia telah memberikan kain
kerudungnya itu untuk kepentingan Allah.
Kelembutan
hati, keteladanan Fatimah memang sangat mirip sekali dengan ayahnya. Sebagai
anak yang Shalihah, Fatimah merawat luka Nabi sepulang dari Perang Uhud.
Fatimah juga ikut bersama Nabi ketika merebut Makkah, begitu juga ketika Nabi melaksanakan
Haji Waqad, pada akhir tahun 11 Hijrah. Dalam
perjalanan haji terakhir ini Nabi jatuh sakit. Fatimah tetap mendampingi beliau
disisi tempat tidur. Ketika Nabi membisikkan sesuatu pada telinga Fatimah,
Fatimah menangis, dan kemudian Nabi membisikkan seauatu lagi yang membuat Fatimah
tersenyum. Setelah Nabi wafat, Fatimah menceritakan kepada Aisyah, ayahnya
membisikkan berita kematiannya, itulah yang menyebabkan Fatimah menangis, tapi
ketika Nabi mengatakan bahwa Fatimahlah orang pertama yang berkumpul dengannya
di alam baka, maka Fatimah menjadi bahagia dan itulah yang membuatnya
tersenyum.
Tidak lama setelah Nabi wafat, Fatimah meninggal dunia dalam
tahun itu juga, yakni enam bulan setelah Nabi wafat. Fatimah meninggal dunia
dalam usia 28 tahun dan dimakamkan oleh Ali di Jaatul Baqih ( Madinah). Fatimah
menjadi symbol segala yang suci dalam diri wanita dan pada konsepsi manusia
yang paling mulia. Nabi sendiri menyatakan bahwa Fatimah akan menjadi “ Ratu
segenap wanita yang berada di Surga”.
Sufyan
ats-Tsauri dan Anak Tukang Riba
(Keajaiban
Sholawat)
Kisah
ini berasal dari Sufyan ast-Tsauri, seorang ulama besar di Kufah dan mujtahid
terkenal dibidang fiqh, wara`, serta zuhud dalam kehidupan sehari-harinya. Pada
saat Sufyan sedang melaksanakan haji, tepatnya pada saat thawaf di Ka`bah, ia
mendapati seorang pemuda yang tidak berdo`a apapun selain hanya bershalawat
kepada Rasulullah Saw, baik ketika di Ka`bah, Padang Arafah, Muzdalifah, dan
Mina. Hal ini menyebabkan ia terheran-heran.
Pada
suatu kesempatan Sufyan menanyakan kepada pemuda tersebut, “ Saudaraku,
ketahuilah ada berbagai macam doa khusus untuk setiap tempat yang telah kau
singgahi. Jika engkau belum mengetahuinya, aku bersedia mengajarimu doa-doa
tersebut”.
Diluar
dugaan, pemuda tersebut menjawab, “ aku mengetahui semua doa-doa yang anda
maksud, izinkan saya menceritakan apa yang terjadi pada saya, agar anda
mengerti apa yang saya lakukan ini, meskipun terkesan aneh”.
Kemudian
pemuda tersebut melanjutkan ceritanya. “ Aku berasal dari Khurasan. Aku dan ayahku
berniat untuk menunaikan ibadah haji, kami melewati lembah, gurun dan naik
turun gunung. Kami akhirnya memasuki kota Kufah. Disana ayahku jatuh sakit, dan
pada tengah malam ia meninggal dunia. Selanjutnya aku sendiri mengafani jenazahnya,
aku duduk menangis dalam batin dan memasrahkan segala urusan pada Allah Swt.
Sejenak kemudian aku merasa ingin sekali menatap wajah ayahku, akan tetapi pada
saat aku membuka kafan penutup wajah ayahku, aku melihat kepala ayahku berubah
menjadi kepala keledai. Aku terhenyak dan aku tak dapat menceritakan hal ini
kepada orang lain”.
“
Sewaktu aku duduk merenung, aku seperti tertidur, lalu pintu tenda kami terbuka
dan tampaklah sesosok orang yang menutup wajahnya dengan cadar seraya membuka
penutup wajahnya, ia berkata, “ mengapa kamu sangat sedih?” aku pun berkata, “
Tuan yang menimpaku ini memang bukanlah suka cita, tapi aku tak boleh meratap
supaya orang lain tak bersedih”. Lalu orang asing tersebut mendekati jenazah
ayahku dan mengusap wajah ayahku, wajah ayahku berubah menjadi berseri-seri
bahkan nampak terlihat lebih muda dari wajah sebelum ia meninggal dunia, aku
bertanya, “ Siapakah sebenarnya anda, wahai kekasih kebaikan?”. Ia menjawab, :
Aku Muhammad Rasulullah”. Mendengar hal tersebut aku langsung berlutut
dikakinya, menangis dan berkata, “ Masya Allah sudikah anda menceritakan yang
sebenarnya terjadi?”. Kemudian dengan lembut beliau berkata, “ ayahmu dulunya
memakan harta riba, tetapi setiap sebelum tidur dia selalu bershalawat kepadaku
sebanyak 100 kali, saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon
izin kepada Allah Swt, untuk memberinya syafa`at, setelah diizinkan, aku datang
dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku”. Kejadian tersebut membuat pemuda itu
selalu membasahi bibirnya dengan membaca shalawat.
“Semoga
bermanfaat, Suatu amalan ringan yang berdampak besar dalam diri kita”.
Kamis, 09 April 2015
JUDUL LAGU : Glenn Fredly - Januari
SINAR
(Kepastian di bulan Januari)
Lukisan
awan terkadang memberikan bentuk yang
teratur, kadang pula hanya membentuk goresan abstrak, namun tetap saja
menggores langit dengan karakternya. Arah hidup juga seperti itu kadang
terlihat teratur seperti yang kita rencanakan, kadang pula berbelok dari apa
yang kita rencanakan, namun tetap saja selalu ada hikmah yang tersembunyi
didalamnya, asal kita pandai mengambil celahnya untuk tetap sabar dan
bersyukur.
“Begitulah
hidup...”, desah wanita berparas jawa dengan karakter pakaian yang sederhana dan wajah yang
sederhana. Masih teringat kabar gembira yang membuat jantungnya berdebar ketika
terdengar ada orang tua dari lelaki yang mencoba dijodohkan dengannya. Aisyah
begitulah teman-teman memanggilnya. Ia lahir dari keluarga yang sederhana dan
didikan yang cukup membuatnya menjadi mandiri. Aisyah ternyata tinggal satu
desa dengan lelaki yang hendak dijodohkan dengannya. Iy.. maklum aisyah memang
jarang berada di rumah karena ia harus belajar dipesantren sejak SMP sampai
dengan SMA. Usai lulus SMA ia juga harus merantau ke Samarinda, untuk bekerja
dan melanjutkan belajar. Sehingga tidak begitu banyak mengenal masyarakat
didesanya.
Ketika
aisyah tahu bahwa ia akan dijodohkan dengan lelaki yang bernama Handika, ia
merasa bersyukur kepada Allah, karena ia merasa jodohnya telah dekat. Aisyah
menargetkan usai lulus kuliah jika jodohnya sudah datang maka ia akan menikah
tanpa menunda. Ia bersyukur kepada Allah sembari berdoa, “ Ya Robbi jika memang
ia jodohku limpahkanlah segala keridhoan engkau kepada hamba Ya Allah”.
Bulan
demi bulan sejak kedatangan ibu Handika kerumah pada bulan Februari lalu,
sampai di akhir juli sudah tidak pernah ada kabar lagi, Aisyah dan Handika pun
tidak pernah sekalipun bertemu secara langsung. Sekali lagi Aisyah hanya pasrah
karena dia sadar benar di perkuliahan semester 5 ini ia harus lebih fokus
belajar untuk mengejar target lulus cepat. Masuk pada bulan Agustus ia mulai
melaksanakan KKN (kuliah Kerja Nyata) yang merupakan program wajib dari kampus
yang ia tempuh selama 2 bulan. Ia melaksanakan KKN diluar kota disalah satu
perusahaan BUMN. Usai KKN ia mendapat kabar bahwa orang tua Handika Kembali
datang kerumah saat ia KKN dan menitipkan uang kepadanya. Sekali lagi hati
Aisyah yang sempat pudar tentang perjodohan itu mencoba menepis keraguan yang
selama berbulan-bulan menginap dihatinya. “Alhamdulillah” desirnya dalam
hati. Kedatangan ibu Handika kerumahnya
membuat ia yakin kembali.
Bulan
Januari pun tiba, ia semakin bersemangat mengejar kelulusan yang ia targetkan
dibulan tiga, namun setelah melihat kondisi dan berbagai hal ia merasa tak
mungkin bisa mengejar kelulusan dibulan tiga dan ia menargetkan akan lulus pada
bulan Juni. Bulan Januari merupakan
bulan yang sibuk baginya karena harus mempersiapkan skripsi dan
administrasinya. Saat sedang sibuk-sibuknya mengurus administrasi pengajuan
judul, ia mendapat kabar, dari seseorang melalui telefon, saat itu hatinya
terasa di sambar oleh petir. Kilatan petir begitu mengiris hatinya, sedih,
lemas, pasrah dan tak bisa dipungkiri air mata keluar dari kedua bola matanya.
“Sekali lagi inilah hidup”, desirnya dalam hati sembari menangis disudut kamar
kos temannya. Seusai mengurus adminstrasi dikampus ia sengaja ke kos temannya
untuk beristirahat sejenak, karena seusai magrib ia harus mengajar privat.
Aisyah
sejauh ini sangat yakin dengan Handika, ia merasa Handika adalah orang baik dan
taat beribadah, meski ia tak pernah bertemu langsung, tapi ia sempat
mencari-cari sedikt informasi tentang Handika. Setiap wanita tentu mengidamkan
pasangan hidup yang taat pada sang pencipta begitu pula Aisyah. Saat ia
ditelfon oleh seseorang yang memberikan kabar bahwa Handika akan menikah dengan
wanita lain, saat itu ia hanya bisa menangis. Memang selama ini Aisyah terlalu
takabur bahwa ia akan mendapatkan jodoh yang baik, sejak kedatangan ibu handika
Aisyah menjadi terlalu takabur sehingga ia lupa untuk meningkatkan perbaikan
dirinya, ibadahnya semakin meredup dan agak bermalas-malasan. Ia sangat percaya
bahwa orang baik pasti akan mendapatkan pasangan ang baik pula, ia berfikir
bahwa Handika adalah orang baik sedangkan aku ini siapa???, ya Allah selama ini
aku terlalu takabur bahwa aku akan mendapatkan pasangan yang baik sehingga
membuatku mengacuhkan engkau dan membuat keimananku semakin luntur,
Ia sadar pasti ada hikmah dari
Allah atas kisah perjodohan ini, kini Aisyah ingin fokus memperbaiki diri,
karena ia juga ingin mendapat jodoh yang baik pula, meskipun tidak sekarang...
Dan di bulan Januari ini, ia kembali kepada kasih yang benar-benar tulus
menghiasi hari-harinya, kasih yang tak sekalipun menyakitinya, harapan yang tak
sekalipun membuatnya kecewa... kasih itu adalah kasih sayang sany pencipta....
melalui kisah ini Allah berikan SINAR... yang menerangi hatinya....melalui
kisah ini Aisyah sudah mendapatkan kepastian tentang perjodohan itu... iy... kepastian
yang datang di bulan Januari... kini ia ingin fokus di target kelulusannya
dulu. Dan kisah ini berakhir di januari......
Jumat, 03 April 2015
Langganan:
Postingan (Atom)