Minggu, 12 April 2015



Sufyan ats-Tsauri dan Anak Tukang Riba
(Keajaiban Sholawat)

Kisah ini berasal dari Sufyan ast-Tsauri, seorang ulama besar di Kufah dan mujtahid terkenal dibidang fiqh, wara`, serta zuhud dalam kehidupan sehari-harinya. Pada saat Sufyan sedang melaksanakan haji, tepatnya pada saat thawaf di Ka`bah, ia mendapati seorang pemuda yang tidak berdo`a apapun selain hanya bershalawat kepada Rasulullah Saw, baik ketika di Ka`bah, Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Hal ini menyebabkan ia terheran-heran.
Pada suatu kesempatan Sufyan menanyakan kepada pemuda tersebut, “ Saudaraku, ketahuilah ada berbagai macam doa khusus untuk setiap tempat yang telah kau singgahi. Jika engkau belum mengetahuinya, aku bersedia mengajarimu doa-doa tersebut”.
Diluar dugaan, pemuda tersebut menjawab, “ aku mengetahui semua doa-doa yang anda maksud, izinkan saya menceritakan apa yang terjadi pada saya, agar anda mengerti apa yang saya lakukan ini, meskipun  terkesan aneh”.
Kemudian pemuda tersebut melanjutkan ceritanya. “ Aku berasal dari Khurasan. Aku dan ayahku berniat untuk menunaikan ibadah haji, kami melewati lembah, gurun dan naik turun gunung. Kami akhirnya memasuki kota Kufah. Disana ayahku jatuh sakit, dan pada tengah malam ia meninggal dunia. Selanjutnya aku sendiri mengafani jenazahnya, aku duduk menangis dalam batin dan memasrahkan segala urusan pada Allah Swt. Sejenak kemudian aku merasa ingin sekali menatap wajah ayahku, akan tetapi pada saat aku membuka kafan penutup wajah ayahku, aku melihat kepala ayahku berubah menjadi kepala keledai. Aku terhenyak dan aku tak dapat menceritakan hal ini kepada orang lain”.
“ Sewaktu aku duduk merenung, aku seperti tertidur, lalu pintu tenda kami terbuka dan tampaklah sesosok orang yang menutup wajahnya dengan cadar seraya membuka penutup wajahnya, ia berkata, “ mengapa kamu sangat sedih?” aku pun berkata, “ Tuan yang menimpaku ini memang bukanlah suka cita, tapi aku tak boleh meratap supaya orang lain tak bersedih”. Lalu orang asing tersebut mendekati jenazah ayahku dan mengusap wajah ayahku, wajah ayahku berubah menjadi berseri-seri bahkan nampak terlihat lebih muda dari wajah sebelum ia meninggal dunia, aku bertanya, “ Siapakah sebenarnya anda, wahai kekasih kebaikan?”. Ia menjawab, : Aku Muhammad Rasulullah”. Mendengar hal tersebut aku langsung berlutut dikakinya, menangis dan berkata, “ Masya Allah sudikah anda menceritakan yang sebenarnya terjadi?”. Kemudian dengan lembut beliau berkata, “ ayahmu dulunya memakan harta riba, tetapi setiap sebelum tidur dia selalu bershalawat kepadaku sebanyak 100 kali, saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon izin kepada Allah Swt, untuk memberinya syafa`at, setelah diizinkan, aku datang dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku”. Kejadian tersebut membuat pemuda itu selalu membasahi bibirnya dengan membaca shalawat.

 “Semoga bermanfaat, Suatu amalan ringan yang berdampak besar dalam diri kita”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar